TUGAS ASUHAN NEONATUS
KELAINAN METABOLISME
DISUSUN
OLEH KELOMPOK 8 :
ANGGOTA
KELOMPOK:
1)
WARDHANI LIDYA TRISNA (11140053)
2)
SITI HAMIDAH (11140070)
3)
DINDA YULIA (111400
4)
NILUH FEBRILIA LORENTINA (11140067)
UNIVERSITAS
RESPATI YOGYAKARTA
PROGRAM
STUDI DIV KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
TAHUN
AJARAN 2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan kami nikmat sehat jasmani dan rohani sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas ini .
Rasa terima kasih juga kami ucapkan
kepada dosen mata kuliah askeb neonates yang telah memberikan kesempatan
kepada kami untuk menambah wawasan kami.
Dalam Makalah ini berisikan tentang “KELAINAN METABOLISME”, kami mengharapkan kritik dan saran
agar kami dapat lebih baik. Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca dan
khususnya bagi penulis.
Yogyakarta, 2 April 2013
Kelompok 8
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar.......................................................................
Daftar isi
……………………………………………………
BAB I
Pendahuluan
1.Latar Belakang......................................................................
2.Rumusan masalah..................................................................
3.Tujuan penulisan …………………………………
……….
BAB II Pembahasan
1.kelainan
metabolisme.............................................................
2.macam-macam kelainan metabolisme....................................
3.Etiologi...................................................................................
4.Tanda dan gejala.....................................................................
5.Penyebab...........................................................................
….
6.Penatalaksanaan......................................................................
7.Asuhan kebidanan ..................................................................
BAB III Penutup
3.1.
Kesimpulan..........................................................................
3.2. Saran....................................................................................
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi
merupakan anugerah terindah bagi para orang tua yang sangat menginginkan
keturunan. Seorang bayi yang sehat tentu menjadi dambaan setiap calon orang
tua. Maka dari itu diperlukan usaha yang maksimal bagi setiap pasangan yang
untuk menjaga kehamilannya tetap sehat. Meski begitu, ada banyak hal yang harus
diketahui mengenai bayi tersebut. Salah satunya yaitu mengenali tanda-tanda
kegawatan atau bahaya pada bayi baru lahir. Pentingnya mengetahui tanda-tanda
bahaya pada bayi baru lahir atau neonatus yang berisiko adalah untuk
menghindari kerusakan lebih lanjut dan agar tumbuh kembang anak tidak
terganggu. “Dengan deteksi dini bahaya pada neonatus, maka pertolongan akan
cepat diberikan.
Kelainan kongenital adalah kelainan dalam
pertumbuhan janin yang terjadi sejak konsepsi dan selama dalam kandungan.
Diperkirakan 10-20% dari kematian janin dalam kandungan dan kematian neonatal
disebabkan oleh kelainan kongenital. Khusunya pada bayi berat badan rendah
diperkirakan kira-kira 20% diantaranya meninggal karena kelainan kongenital
dalam minggu pertama kehidupannya. Malformasi kongenital merupakan kausa
penting terjadinya keguguran, lahir mati, dan kematian neonatal.
Mortalitas dan morbiditas pada bayi
pada saat ini masih saangat tinggi pada bayi yang mengalami penyakit bawaan.
Salah satu sebab morbiditas pada bayi adalah kelainan metabolic Sebagian besar
penyakit bawaan pada bayi disebabkan oleh kelainan genetik dan kebiasaan ibu
pada saat hamil mengkonsumsi alkohol, rokok dan narkotika.
B. Rumusan masalah
Untuk memudahkan dalam pembuatan makalah ini penulis mencoba untuk merumuskan masalah diantaranya :
A. Apa yang dimaksud dengan Kelainan Metabolik
1. Apa saja macam-macam Kelainan Metabolik
2. Apa saja Etiologi dari Kelainan Metabolik
3. Apa saja Tanda dan Gejala dari Kelainan Metabolik
4. Apa saja Faktor Penyebab dari Kelainan Metabolik
5. Bagaimana Penatalaksanaan dari Kelainan Metabolik
6. Bagaimana Asuhan Kebidanan dari Kelainan Metabolik
C. Tujuan
Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah memberikan kemampuan kepada mahasiswi untuk mengetahui dan memahami kelainan bawaan dan penatalaksanaannya seperti kelainan metabolik yang terjadi pada bayi baru lahir.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah memberikan kemampuan kepada mahasiswi untuk mengetahui dan memahami kelainan bawaan dan penatalaksanaannya seperti kelainan metabolik yang terjadi pada bayi baru lahir.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Kelainan Metabolik
Metabolisme adalah
proses pengolahan (pembentukan dan penguraian) zat -zat yang diperlukan oleh
tubuh agar tubuh dapat menjalankan fungsinya. Kelainan metabolisme seringkali
disebabkan oleh kelainan genetik yang mengakibatkan hilangnya enzim tertentu
yang diperlukan untuk merangsang suatu proses metabolisme.
Bayi yang lahir dengan gangguan
metabolisme bawaan mengalami kekurangan enzim yang esensial dalam reaksi
biokimia tubule atau defisiensi jumlah enzim tersebut. Semua makanan yang
diingesti dipecah menjadi lemak, protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral
yang kemudian dimetabolisme oleh enzim. Suatu defisiensi enzim, seperti yang
terlihat pada gangguan metabolisme bawaan, menghambat rantai reaksi biokimia
yang biasa, yang disebut jalur metabolik, dari kejadian yang sebenarnya. Selain
itu, rantai abnormal zat metabolik terbentuk karena adanya suatu defisiensi
pada kunci enzim normal, yang dapat mengakibatkan sejumlah hasil yang tidak
diharapkan, seperti yang dapat dilihat pada gangguan metabolisme bawaan.
Gangguan metabolik pada bayi baru lahir tidak perlu diidentifikasi di rumah sakit karena manifestasi klinisnya mungkin tidak menjadi nyata sampai beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan setelahnya. Manifestasi klinis dapat spesifik atau umum, bergantung pada gangguannya.
Di masa yang akan datang, terapi berbasis gen dapat memberikan pilihan harapan untuk mengoreksi defisiensi enzim atau substrat. Kebanyakan kelainan metabolisme bawaan diturunkan sebagai sifat resesif autosom, sehingga riwayat kematian dalam periode neonatus pada keluarga dekat akan meningkatkan kecurigaan terhadap diagnosis
Gangguan metabolik pada bayi baru lahir tidak perlu diidentifikasi di rumah sakit karena manifestasi klinisnya mungkin tidak menjadi nyata sampai beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan setelahnya. Manifestasi klinis dapat spesifik atau umum, bergantung pada gangguannya.
Di masa yang akan datang, terapi berbasis gen dapat memberikan pilihan harapan untuk mengoreksi defisiensi enzim atau substrat. Kebanyakan kelainan metabolisme bawaan diturunkan sebagai sifat resesif autosom, sehingga riwayat kematian dalam periode neonatus pada keluarga dekat akan meningkatkan kecurigaan terhadap diagnosis
Tubuh kita mendapatkan energi
melalui metabolisme makanan. Reaksi kimia dalam sel-sel tubuh mengubah makanan
menjadi glukosa (produk dari metabolisme karbohidrat), asam amino (produk dari
metabolisme protein), dan asam lemak (produk dari metabolisme lipid), yang
digunakan untuk menyediakan energi. Namun, terkadang, ada gangguan dalam
metabolisme karena cacat genetik atau kurangnya enzim yang dibutuhkan untuk
memecah nutrisi pada makanan. Jika kelainan terletak pada kerusakan dan
pemanfaatan glukosa, orang tersebut dikatakan mendrita penyakit kelainan
metabolisme. Cacat bawaan yang mempengaruhi metabolisme
karbohidrat yang telah ditemukan sejauh ini diwariskan sebagai sifat resesif
autosomal. Meskipun cukup banyak ditemukan kasus serupa pada saudara kandung
orang yang diidentifikasi memiliki
kelainan, kebanyakan kasus biasanya orang yang teridentifikasi tersebut
merupakan orang pertama di keluarganya. Para ilmuwan saat ini meyakini bahwa
sebagian besar kelainan metabolisme karbohidrat umumnya disebabkan karena
mutasi titik. Apakah pendapat ini benar atau tidak, dapat kita ketahui setelah Human
Genome Project selesai dilaksanakan dan publikasikan hasilnya.
2.
Jenis-Jenis Kelainan Metabolik
Metabolisme di bagi dalam beberapa
macam antara lain:
A.
Kelainan metabolisme karbohidrat
Karbohidrat adalah gula, diantaranya adalah glukosa, sukrosa
dan fruktosa. Beberapa gula (misalnya sukrosa) harus diproses oleh enzim di
dalam tubuh sebelum bisa digunakan sebagai sumber energi. Jika enzim yang
diperlukan tidak ada, maka gula akan tertimbun dan menimbulkan masalah
kesehatan.
Kelainan
metabolisme karbohidrat di bagi dalam beberapa macam antara lain:
1.
Galaktosemia
Galaktosemia (kadar galaktosa yang tinggi dalam darah)
biasanya disebabkan oleh kekurangan enzim galaktose 1-fosfat uridil
transferase. Kelainan ini merupakan kelainan bawaan.
Sekitar 1 dari 50.000-70.000 bayi terlahir tanpa enzim
tersebut. Pada awalnya mereka tampak normal, tetapi beberapa hari atau beberapa
minggu kemudian, nafsu makannya akan berkurang, muntah, tampak kuning
(jaundice) dan pertumbuhannya yang normal terhenti.
Galaktosemia biasanya
Kelainan ini merupakan kelainan bawaan. Tidak adanya enzim yang dapat merombak
laktosa pada bayi yang baru lahir, sehingga tidak dapat meminum ASI dari ibunya
karena mengandung galaktosa. Kelainan ini bila dibiarkan dapat menyebabkan
kerusakan mata, hati, dan otak. Jika kadar galaktosanya tinggi, galaktosa dapat
melewati plasenta dan sampai ke janin, menyebabkan katarak.
Susu dan hasil olahan susu (yang merupakan sumber dari
galaktosa) tidak boleh diberikan kepada anak yang menderita galaktosemia.
Demikian juga halnya dengan beberapa jenis buah-buahan, sayuran dan hasil laut
(misalnya rumput laut). Seorang wanita yang diketahui membawa gen untuk
penyakit ini sebaiknya tidak mengkonsumsi galaktosa selama kehamilan. Seorang
wanita hamil yang menderita galaktosemia juga harus menghindari galaktosa. Penderita
galaktosemia harus menghindari galaktosa seumur hidupnya.
Pada masa pubertas
dan masa dewasa, anak perempuan seringkali mengalami kegagalan ovulasi
(pelepasan sel telur) dan hanya sedikit yang dapat hamil secara alami.
2. Glikogenosis
Glikogenosis (Penyakit penimbunan glikogen) adalah
sekumpulan penyakit keturunan yang disebabkan oleh tidak adanya 1 atau beberapa
enzim yang diperlukan untuk mengubah gula menjadi glikogen atau mengubah
glikogen menjadi glukosa (untuk digunakan sebagai energi).
Pada glikogenosis, sejenis atau sejumlah glikogen yang abnormal diendapkan di dalam jaringan tubuh, terutama di hati. Gejalanya timbul sebagai akibat dari penimbunan glikogen atau hasil pemecahan glikogen atau akibat dari ketidak mampuan untuk menghasilkan glukosa yang diperlukan oleh tubuh. Usia ketika timbulnya gejala dan beratnya gejala bervariasi, tergantung kepada enzim apa yang tidak ditemukan.
Pada glikogenosis, sejenis atau sejumlah glikogen yang abnormal diendapkan di dalam jaringan tubuh, terutama di hati. Gejalanya timbul sebagai akibat dari penimbunan glikogen atau hasil pemecahan glikogen atau akibat dari ketidak mampuan untuk menghasilkan glukosa yang diperlukan oleh tubuh. Usia ketika timbulnya gejala dan beratnya gejala bervariasi, tergantung kepada enzim apa yang tidak ditemukan.
Diagnosis ditegakkan
berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap contoh jaringan (biasanya otot atau
hati), yang menunjukkan adanya enzim yang hilang.
3. Intoleransi Fruktosa
Herediter
Intoleransi Fruktosa Herediter adalah suatu penyakit
keturunan dimana tubuh tidak dapat menggunakan fruktosa karena tidak memiliki
enzim fosfofruktaldolase.
Sebagai akibatnya, fruktose 1-fosfatase (yang merupakan
hasil pemecahan dari fruktosa) tertimbun di dalam tubuh, menghalangi
pembentukan glikogen dan menghalangi perubahan glikogen menjadi glukosa sebagai
sumber energi..
Fruktosa
atau sukrosa (yang dalam tubuh akan diuraikan menjadi fruktosa) dalam jumlah
yang lebih, bisa menyebabkan:
a.
hipoglikemia (kadar gula darah yang rendah) disertai keringat dingin
b. tremor (gerakan gemetar diluar kesadaran)
c.
linglung
c.
mual
d.
muntah
e.
anyeri perut
f. kejang (kadang-kadang)
g.
koma
Jika
penderita terus mengkonsumsi fruktosa, bisa terjadi kerusakan ginjal dan hati
serta kemunduran mental. Pada penangananya dilakukan pengujian respon tubuh
terhadap fruktosa dan glukosa yang diberikan melalui infus.
Karier (pembawa gen untuk penyakit ini tetapi
tidak menderita penyakit ini) dapat ditentukan melalui analisa DNA dan
membandingkannya dengan DNA penderita dan DNA orang normal. Pengobatan terdiri
dari menghindari fruktosa (biasanya ditemukan dalam buah-buahan yang manis),
sukrosa dan sorbitol (pengganti gula) dalam makanan sehari-hari. Serangan
hipoglikemia diatasi dengan pemberian tablet glukosa, yang harus selalu dibawa
oleh setiap penderita intoleransi fruktosa herediter.
4. Fruktosuria
Fruktosuria merupakan suatu keadaan yang tidak berbahaya,
dimana fruktosa dibuang ke dalam air kemih.
Fruktosuria
disebabkan oleh kekurangan enzim fruktokinase yang sifatnya diturunkan.
1
dari 130.000 penduduk menderita fruktosuria.
Fruktosuria
tidak menimbulkan gejala, tetapi kadar fruktosa yang tinggi di dalam darah dan
air kemih dapat menyebabkan kekeliruan diagnosis dengan diabetes mellitus.Tidak
perlu dilakukan pengobatan khusus.
5. Pentosuria
Pentosuria adalah suatu keadaan yang tidak berbahaya, yang
ditandai dengan ditemukannya gula xylulosa di dalam air kemih karena tubuh
tidak memiliki enzim yang diperlukan untuk mengolah xylulosa.
B.
Kelainan
metabolisme piruvat
Piruvat terbentuk dalam proses pengolahan karbohidrat, lemak
dan protein. Piruvat merupakan sumber energi untuk mitokondria (komponen sel
yang menghasilkan energi).
Gangguan pada metabolisme piruvat dapat menyebabkan
terganggunya fungsi mitokondria sehingga timbul sejumlah gejala:
a)
kerusakan
otot
b)
keterbelakangan
mental
c) kejang
d) penimbunan asam laktat yang
menyebabkan asidosis (meningkatnya asam dalam tubuh)
e) kegagalan fungsi organ (jantung,
paru-paru, ginjal atau hati).
Gejala tersebut dapat terjadi kapan
saja, mulai dari awal masa bayi sampai masa dewasa akhir.
Olah raga, infeksi atau
alkohol dapat memperburuk gejala, sehingga terjadi asidosis laktat yang berat
(kram dan kelemahan otot).Kekurangan kompleks piruvat dehidrogenase. Kompleks
piruvat dehidrogenase adalah sekumpulan enzim yang diperlukan untuk mengolah
piruvat.Kekurangan kompleks piruvat dehidrogenase bisa menyebabkan berkurangnya
kadar asetil koenzim A yang penting untuk pembentukan energi.
Gejala utamanya adalah:
a) aksi
otot menjadi lambat
b) koordinasi
buruk
c) gangguan
keseimbangan yang berat yang menyebabkan penderita tidak dapat berjalan.
Gejala lainnya adalah kejang,
keterbelakangan mental dan kelainan bentuk otak.Penyakit ini tidak dapat
disembuhkan, tetapi diet tinggi lemak bisa membantu beberapa penderita.Tidak
memiliki piruvat karboksilase
Tidak memiliki enzim piruvat
karboksilase akan mempengaruhi atau menghalangi pembentukan glukosa di dalam
tubuh. Akibatnya di dalam darah akan tertimbun asam laktat dan keton yang
menyebabkan timbulnya mual dan muntah.Penyakit ini sering berakibat fatal.
Sintesa asam amino (komponen pembentuk protein) juga tergantung kepada piruvat karboksilase.Jika
enzim ini tidak ada, maka pembentukan neurotransmiter (zat yang menghantarkan
gelombang saraf) akan berkurang, menyebabkan sejumlah kelainan saraf, termasuk
keterbelakangan mental yang berat.
Hipoglikemia (kadar gula darah
yang rendah) dan asidosis (penimbunan asam di dalam darah) dapat dikurangi
dengan cara sering memakan makanan kaya karbohidrat. Tetapi belum ditemukan
obat yang dapat menggantikan neurotransmiter yang hilang.
Pada penyakit yang lebih ringan, bisa dilakukan pembatasan asupan protein.
C.
Kelainan metabolisme asam amino
Asam amino merupakan komponen pembentuk protein. Penyakit
keturunan pada pengolahan asam amino dapat menyebabkan gangguan pada penguraian
asam amino maupun pemindahan asam amino ke dalam sel.
1.Fenilketonuria
Fenilketonuria (Fenilalaninemia, Fenilpiruvat oligofrenia)
adalah suatu penyakit keturunan dimana tubuh tidak memiliki enzim pengolah asam
amino fenilalanin, sehingga menyebabkan kadar fenilalanin yang tinggi di dalam
darah, yang berbahaya bagi tubuh.
Dalam keadaan normal, fenilalanin diubah menjadi tirosin dan
dibuang dari tubuh. Tanpa enzim tersebut, fenilalanin akan tertimbun di dalam
darah dan merupakan racun bagi otak, menyebabkan keterbelakangan mental.
Fenilketonuria
Merupakan suatu penyakit penderita memiliki asam fenilketonuria yang berlebih
sehingga merusak sistem saraf serta yang mempengaruhi pengolahan protein oleh
tubuh dapat menyebabkan ketidak mampuan belajar sampai keterbelakangan mental.
Bayi yang terlahir dengan fenilketonuria tampak normal, tetapi jika tidak
diobati mereka akan mengalami gangguan perkembangan yang baru terlihat ketika
usianya mencapai 1 tahun. Dalam keadaan normal, fenilalanin diubah menjadi
tirosin dan dibuang dari tubuh. Tanpa enzim tersebut, fenilalanin akan
tertimbun di dalam darah dan merupakan racun bagi otak. Fenilketonuria pada
wanita hamil memberikan dampak yang besar terhadap janin yang dikandungnya,
yaitu menyebabkan keterbelakangan mental dan fisik.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan tinginya
kadar fenilalanin dan rendahnya kadar tirosin. Semua sumber protein alami
mengandung 4% fenilalanin, karena itu mustahil untuk mengkonsumsi protein dalam
jumlah yang cukup tanpa melebihi jumlah fenilalanin yang dapat diterima. Karena
itu sebagai pengganti susu dan daging, penderita harus makan sejumlah makanan
sintetis yang menyediakan asam amino lainnya. Penderita boleh memakan makanan
alami rendah protein, seperti buah-buahan, sayur-sayuran dan gandum dalam jumlah
tertentu.
Gejala
pada anak-anak yang menderita fenilketonuria yang tidak diobati atau tidak
terdiagnosis adalah:
a) Kejang
b) mual dan muntah
c) perilaku agresif atau melukai diri
sendiri
d) hiperaktif
e) gejala psikis (kadang-kadang).
3. Etiologi
1) Galaksemia
disebabkan
oleh kekurangan enzim galaktose 1-fosfat uridil transferase, kekurangan
galaktokinase, kekurangan galaktose 6-fosfat epimerase. Ketidakmampuan
mekanisme galaktosa terjadi akumulasi galaktosa dalam darah yang dapat
menyebabkan kerusakan hati, ginjal, mata dan lain-lain.
2) Fenilketonuria (Fenilalaninemia, Fenilpiruvat oligofrenia)
adalah
suatu penyakit keturunan disebabkan karena tubuh tidak memiliki enzim pengolah
asam amino fenilalanin yang diubah menjadi tirosin, sehingga menyebabkan
kadar fenilalanin yang tinggi di dalam darah, yang berbahaya bagi tubuh.
3)
Intoleransi Fruktosa
disebabkan oleh kekurangan protein (aldose B)
dan tidak memiliki enzim fosfofruktaldolase untuk memecah fruktosa.
4.
Tanda dan Gejala Kelainan Metabolisme
Pada saat lahir, neonatus dengan
gangguan metabolik biasanya normal, namun beberapa jam setelah melahirkan
timbul tanda-tanda dan gejala-gejala seperti alergi, nafsu makan yang rendah,
konvulsi dan muntah-muntah. Kelainan metabolisme bawaan dapat terjadi akibat
gangguan metabolisme asam amino, gangguan metabolisme lipid atau asam lemak,
gangguan metabolisme karbohidrat dan gangguan metabolisme mukopolisakarida.
1) Galaktosemia
Pada awalnya mereka tampak normal, tetapi beberapa hari atau beberapa minggu kemudian, gejala yang muncul adalah nafsu makannya akan berkurang, muntah, diare, tampak kuning dan pertumbuhannya yang normal terhenti. Hati membesar, di dalam air kemihnya ditemukan sejumlah besar protein dan asam amino, terjadi pembengkakan jaringan dan penimbunan cairan dalam tubuh.Jika pengobatan tertunda, anak akan memiliki tubuh yang pendek dan mengalami keterbelakangan mental. Dan banyak yang menderita menderita katarak.
Pada awalnya mereka tampak normal, tetapi beberapa hari atau beberapa minggu kemudian, gejala yang muncul adalah nafsu makannya akan berkurang, muntah, diare, tampak kuning dan pertumbuhannya yang normal terhenti. Hati membesar, di dalam air kemihnya ditemukan sejumlah besar protein dan asam amino, terjadi pembengkakan jaringan dan penimbunan cairan dalam tubuh.Jika pengobatan tertunda, anak akan memiliki tubuh yang pendek dan mengalami keterbelakangan mental. Dan banyak yang menderita menderita katarak.
2) Fenilketonuria
Secara umum
gejala ringan maupun berat dari Fenilketonuria gantara lain:
Pada saat bayi baru lahir biasanya tidak ditemukan gejala. Kadang bayi tampak mengantuk atau tidak mau makan, kejang, tremor. Bayi cenderung memiliki kulit, rambut dan mata yang berwarna lebih terang dibandingkan dengan anggota keluarga lainnya yang tidak menderita penyakit ini. Beberapa bayi mengalami ruam kulit, perilaku autis dan gangguan pemusatan perhatian serta hiperaktivitas dan pertumbuhan terhambat. Bayi terlahir dengan kepala yang kecil (mikrosefalus) dan penyakit jantung. Jika tidak diobati, bayi akan segera mengalami keterbelakangan mental, yang sifatnya biasanya berat.
Pada saat bayi baru lahir biasanya tidak ditemukan gejala. Kadang bayi tampak mengantuk atau tidak mau makan, kejang, tremor. Bayi cenderung memiliki kulit, rambut dan mata yang berwarna lebih terang dibandingkan dengan anggota keluarga lainnya yang tidak menderita penyakit ini. Beberapa bayi mengalami ruam kulit, perilaku autis dan gangguan pemusatan perhatian serta hiperaktivitas dan pertumbuhan terhambat. Bayi terlahir dengan kepala yang kecil (mikrosefalus) dan penyakit jantung. Jika tidak diobati, bayi akan segera mengalami keterbelakangan mental, yang sifatnya biasanya berat.
3) Intoleransi Fruktosa
Gejalanya terlihat saat bayi mulai makan buah atau makanan mengandung sukrosa atau minum susu formula, kejang, rewel, sulit makan, muntah, dan ikterik.
Gejalanya terlihat saat bayi mulai makan buah atau makanan mengandung sukrosa atau minum susu formula, kejang, rewel, sulit makan, muntah, dan ikterik.
5. Faktor
Penyebab
1) Galaktosemia
1) Galaktosemia
Diduga suatu galaktosemia jika pada
pemeriksaan laboratorium, di dalam air kemih ditemukan galaktosa dan galaktose
1-fostate. Untuk memperkuat diagnosis, dilakukan pemeriksaan darah dan sel-sel
hati, yang akan menunjukkan tidak adanya enzim galaktose 1-fosfat uridil
transferase.
2)
Fenilketonuria
Disebabkan kekurangan enzim fenilalanin
hidroksilase dan akumulasi fenilalanin.
3) Intoleransi Fruktosa
3) Intoleransi Fruktosa
disebabkan
penurunan gula darah dan akumulasi bahan berbahaya dalam hati. Karier (pembawa
gen untuk penyakit ini tetapi tidak menderita penyakit ini) dapat ditentukan
melalui analisa DNA dan membandingkannya dengan DNA penderita dan DNA orang
normal.
6.
Penatalaksanaan
a. kelainan metabolisme karbohidrat
a. kelainan metabolisme karbohidrat
1)
galaktosemia
jika diobati secara adekuat, tidak akan
terjadi keterbelakangan mental. Tetapi tingkat kecerdasannya lebih rendah
dibandingkan dengan saudara kandungnya dan sering ditemukan gangguan berbicara.
2) glikogenesis
Pengobatan tergantung kepada jenis
penyakitnya.Untuk membantu mencegah turunnya kadar gula darah, dianjurkan untuk
mengkonsumsi makanan kaya karbohidrat dalam porsi kecil sebanyak beberapa kali
dalam sehari. Pada beberapa anak yang masih kecil, masalah ini bisa diatasi
dengan memberikan tepung jagung yang tidak dimasak setiap 4-6 jam. Kadang pada
malam hari diberikan larutan karbohidrat melalui selang yang dimasukkan ke
lambung.Penyakit penimbunan glikogen cenderung menyebabkan penimbunan asam
urat, yang dapat menyebabkan gout dan batu ginjal. Untuk mencegah hal tersebut
seringkali perlu diberikan obat-obatan.Pada beberapa jenis glikogenesis, untuk
mengurangi kram otot, aktivitas anak harus dibatasi.
3) Fenilketonuria
Dengan
mencegah terjadinya keterbelakangan mental, pada minggu pertama kehidupan bayi,
asupan fenilalanin harus dibatasi. Pembatasan yang dimulai sedini mungkin dan
terlaksana dengan baik, memungkinkan terjadinya perkembangan yang normal dan
mencegah kerusakan otak. Jika pembatasan ini tidak dapat dipertahankan, maka
anak akan mengalami kesulitan di sekolah. Pembatasan yang dimulai setelah anak
berumur 2-3 tahun hanya bisa mengendalikan hiperaktivitas yang berat dan
kejang. Pembatasan asupan fenilalanin sebaiknya dilakukan sepanjang hidup
penderita. Jika selama hamil dilakukan pengawasan ketat terhadap kadar
fenilalanin pada ibu, biasanya bayi yang lahir akan normal. Pengobatan meliputi
pembatasan asupan fenilalanin. Phenylketonuria (PKU), asupan makanan anak harus
rendah kadar phenylalanine, dan selalu harus dilakukan monitoring kadar
phenylalanine darah. Pengobatan Fenilketonuria adalah diet ketat dengan sangat
terbatas asupan fenilalanin, yang kebanyakan ditemukan dalam makanan yang kaya
protein. Jumlah yang aman fenilalanin berbeda untuk setiap orang.
Dokter
akan menentukan jumlah yang aman melalui diet teratur meninjau catatan, grafik
pertumbuhan dan kadar fenilalanin. Tes darah sering dapat membantu memantau
jumlah fenilalanin. Orang dengan fenilketonuria (PKU) baik bayi, anak-anak dan
orang dewasa harus mengikuti diet yang membatasi fenilalanin, yang kebanyakan
ditemukan dalam makanan berprotein tinggi. Contohnya adalah : daging sapi has
dalam/tenderloin/top sirloin yang rendah lemak (lean meat), dada ayam tanpa
kulit, dada kalkun tanpa kulit, ikan salmon, tuna, sarden, mackerel, putih
telur, tahu dan tempe, keju cottage rendah lemak, yoghurt rendah lemak, susu
kedelai.
2. Intoleransi Fruktosa
pengobatan terdiri dari menghindari fruktosa
(biasanya ditemukan dalam buah-buahan yang manis), sukrosa dan sorbitol
(pengganti gula) dalam makanan sehari-hari. Serangan hipoglikemia diatasi
dengan pemberian tablet glukosa, yang harus selalu dibawa oleh setiap penderita
intoleransi fruktosa.
7.
Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan yang dapat diberikan kepada neonatus yang
memiliki kelainan metabolik yaitu :
Sebagian besar penyakit bawaan pada bayi yang memiliki
kelaian metabolik disebabkan oleh kelainan genetik dan kebiasaan ibu pada saat
hamil mengkonsumsi alkohol, rokok dan narkotika.
Sampai saat ini, banyaknya kasus kematian bayi disebabkan
oleh pengetahuan ibu yang kurang, meskipun begitu tetap disertai faktor
penyebab lainnya.
Sebagai seorang bidan seharusnya kita menganjurkan pada ibu
hamil sebaiknya selama hamil harus menjaga makanan yang dikonsumsi seperti
galaktosa selama kehamilan serta kebiasaan buruk selama hamil seperti tidak
mengkonsumsi alkohol, rokok dan narkotika yang akan berakibat fatal bagi
janinnya. Selama hamil dilakukan pengawasan ketat terhadap kadar fenilalanin
pada ibu, jangan mengonsumsi makanan yang kaya protein dan ibu selama hamil
juga harus menghindari fruktosa.
Diharapkan seorang bidan dapat melakukan penanganan secara
terpadu. Ketika seorang bidan menemui masalah dengan bayi yang memilki kelainan
metabolik setidaknya dapat memberikan pertolongan pertama asuhan neonatus
dengan tujuan meminimalisir angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi,
sehingga tugas mutlak seorang bidan dan terpenuhi dengan baik, tetapi jika
kondisi lebih parah sebaiknya segera merujuknya atau bawa ke dokter untuk
segera memperoleh pertolongan yang tepat.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Metabolisme adalah
proses pengolahan (pembentukan dan penguraian) zat -zat yang diperlukan oleh
tubuh agar tubuh dapat menjalankan fungsinya. Kelainan metabolisme seringkali
disebabkan oleh kelainan genetik yang mengakibatkan hilangnya enzim tertentu
yang diperlukan untuk merangsang suatu proses metabolism.
B.
Saran
Dalam mempelajari asuhan neonates, seorang calon bidan diharapkan mengetahui kelainan kongenital atau cacat bawaan yang biasanya terjadi pada neonatus sehingga mampu memberikan asuhan neonates dengan baik dan sesuai dengan kewenangan profesi.
Dalam mempelajari asuhan neonates, seorang calon bidan diharapkan mengetahui kelainan kongenital atau cacat bawaan yang biasanya terjadi pada neonatus sehingga mampu memberikan asuhan neonates dengan baik dan sesuai dengan kewenangan profesi.
DAFTAR
PUSTAKA
Muslihatun,wafi
nur.2010.Asuhan Neonatus Bayi dan Balita.Fitramaya:Yogyakarta.
Sudarti.2010. Kelainan dan Penyakit Pada Bayi dan Anak.Nuha
medika:Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar