KATA
PENGANTAR
Syukur
Alhamdulillah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia Nya kita berada dalam keadaan sehat wal’afiat dan mendapat kesempatan
untuk menyelesaikan makalah ini.
Dalam
pembuatan makalah penulis banyak mendapatkan hambatan dan kesulitan, terutama
sumber(referensi). Tetapi karena bantuan dan saran dari berbagai pihak terutama
kelompok, akhirnya kami sebagai penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Dengan
iringan doa semoga amal baik yang telah diberikan kepada kami mendapat balasan
yang baik dari ALLAH SWT. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kami selaku penulis dan pembaca pada umumnya
Kata Pengantar ...............................................................................................
1
Daftar Isi ...............................................................................................
2
BAB I
PENDAHULUAN ...............................................................................................
3
1. Latar belakang ...............................................................................................
3
2. Rumusan Masalah ...............................................................................................
4
3. Tujuan Penulisan ...............................................................................................
4
BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................................
5
1.
Pengertian Promosi Kesehatan ....................................................................
5
2.
Tujuan Promosi Kesehatan ....................................................................
6
3.
Sasaran promosi kesehatan ....................................................................
9
4. Ruang
lingkup Promosi kesehatan ........................................................
10
5. Strategi
dalam promosi kesehatan ........................................................
13
6. Evaluasi
Promkes ........................................................
19
7. Pertimbangan-pertimbangan
etis dalam promosi kesehatan ..................... 21
BAB
III PENUTUP ............................................................................................................
23
1.
Simpulan ............................................................................................................
23
2. Saran ............................................................................................................
24
Daftar Pustaka ............................................................................................................
25
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.
LATAR
BELAKANG
Dewasa
ini promosi kesehatan (health promotion) telah menjadi bidang yang semakin
penting dari tahun ke tahun. Dalam tiga dekade terakhir, telah terjadi
perkembangan yang signifikan dalam hal perhatian dunia mengenai masalah promosi
kesehatan. Penyelenggaraan promosi kesehatan dilakukan dengan mengombinasikan
berbagai strategi yang tidak hanya melibatkan sektor kesehatan belaka,
melainkan lewat kerjasama dan koordinasi segenap unsur dalam masyarakat. Hal
ini didasari pemikiran bahwa promosi kesehatan adalah suatu filosofi umum yang
menitikberatkan pada gagasan bahwa kesehatan yang baik merupakan usaha individu
sekaligus kolektif.
Kesehatan
adalah keadaan sejahtera dari badan,jiwa,dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Pemeliharaan kesehatan
adalah upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan
pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.
Salah
satu tujuannya adalah memajukan kesejahteraan bangsa, yang berarti memenuhi
kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan,
lapangan kerja dan ketentraman hidup.
Tujuan pembangunan kesehatan adalah
tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk, terwujudnya
derajat kesehatan yang optimal merupakan tanggung jawab seluruh masyarakat
indonesia, pemerintah dan juga seluruh tenaga kesehatan.promosikesehatan
merupakan salah satu pilar dalam
pembangunan kesehatan melalui
peningkatan kesadaran,kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
setinggi-tingginya melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara
indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku hidup bersih dan sehat serta dalam lingkungan yang
sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta
memilikiderajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah
republik indonesia
Salah
satu usaha pemerintah dalam menyadarkan masyarakat tentang hidup sehat dan
pelaksanaannya bagaimana hidup sehat adalah dengan cara melakukan pendidikan
kesehatan yang tidak hanya didapat dibangku sekolah tetapi juga dapat dilakukan
dengan cara penyuluhan yang dilakukan olem tim medis (perawat,bidan,dokter dan
lain-lain). Kegiatan tersebut biasa disebut dengan promosi kesehatan atau
penyuluhan kesehatan.
Salah satu tugas tim
medis adalah memperkenalkan bagaimana cara hidup sehat kepada masyarakat maka
pada kesempatan kali ini kami akan membahas tentang “Promosi Kesehatan”.
2.
RUMUSAN
MASALAH
1) Apa
yang dimaksud dengan Promosi Kesehatan?
2) Apa
yang menjadi tujuan dari Promosi Kesehatan?
3) Siapa
saja yang menjadi sasaran Promosi Kesehatan?
4) Apa
saja yang menjadi ruang lingkup Promosi kesehatan?
5) Apa
saja strategi(komunikasi) dalam promosi kesehatan?
6) Bagaimana
evaluasi dalam dalam program pendidikan?
7) Apa
saja pertimbangan-pertimbangan etis dalam promosi kesehatan?
3.
TUJUAN
1)
Mengetahui definisi
dari Promosi Kesehatan
2)
Mengetahui tujuan
dilakukan Promosi Kesehatan atau penyuluhan kesehatan
3)
Mengetahui siapa saja
sasaran dalam Promosi Kesehatan
4)
Mengetahui ruang
lingkup Promosi kesehatan
5)
Mengetahui strategi
dalam promosi kesehatan
6)
Mengetahui hasil
evaluasi
7)
Mengetahui
pertimbangan-pertimbangan etis dalam promosi kesehatan
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
1.
DEFINISI
PROMOSI KESEHATAN
Promosi
kesehatan merupakan bagian atau cabang dari ilmu kesehatan, juga mempunyai dua
sisi yaitu ilmu dan seni, dari sisi seni yaitu praktisi atau aplikasi promosi
kesehatan, merupakan penunjang bagi program-program kesehatan lain. Artinya
setiap program kesehatan perlu ditunjang atau dibantu oleh promosi kesehatan. Promosi Kesehatan ( Health Promotion )
membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang
optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual,
dan intelektual. Ini bukan sekedar pengubahan gaya hidup saja,namun berkaitan
dengan pengubahan lingkungan yang diharapkan dapat lebih mendukung dalam
membuat keputusan yang sehat.
Pengertian
Promosi Kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui
pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat agar mereka dapat
menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya
masyarakat sesuai sosial budaya setempat yang didukung oleh kebijakan public
yang berwawasan kesehatan.
Lingkup Promosi kesehatan
adalah proses pemberdayaan masyarakat agar dapat memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Ini mencakup pendidikan kesehatan (health education) yang
penekanannya pada perubahan atau perbaikan melalui peningkatan kesadaran,
kemauan dan kemampuan.
Promosi kesehatan adalah
juga upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan informasi) yang penekanannya pada
penyebaran informasi kesehatan.
Agar promosi kesehatan dapat berjalan
secara sistematis, terarah dan terencana sesuai konsep promosi kesehatan bahwa
individu dan masyarakat bukan hanya sebagai objek/sasaran yang pasif menunggu
tetapi juga sebagai pelaku maka perlu pengelolaan program promosi kesehatan
mulai dari pengkajian, perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pemantauan dan
penilaian.
Menurut WHO promkes adalah proses untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya.Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik
fisik, mental dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan
aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi
lingkungannya(lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya).
Menurut australian health foundantion
Promkes adalah program-program kesehatan yang dirancang untuk membawa
perubahan, baik didalam masyarakat sendiri maupun dalam organisasi dan
lingkungan.
2. TUJUAN PROMOSI KESEHATAN
Tujuan(misi)
promkes adalah meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga
produktif secara ekonomi maupun sosial.
Pendidikan
kesehatan disemua program kesehatan, baik pemberantasan penyakit menular/tidak
menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun
program kesehatan lainnya dan bermuara pada kemampuan pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan individu, kelompok maupun masyarakat.
Suatu pendekatan untuk meningkatkan kemauandan
kemampuan masyarakat untukmemelihara dan meningkatkankesehatan. Mengingat
tujuan meningkatkan kesehatan bukansekedar masyarakat mau hidup sehat, tetapi
juga mampu untukhidup sehat, makadalam promosi kesehatan bukan
sekadarmenyampaikan pesan-pesan atau informasiinformasi kesehatanagar
masyarakat mengetahui dan berperilaku hidup sehat, tetapijugabagaimana masyarakat
mampu memelihara dan meningkatkankesehatannya.
Promosi kesehatan masyarakat penting untuk menunjang program
programkesehatan yang lain. Akan tetapi pada kenyataannyapengakuan ini tidak
didukung oleh kenyataan.Artinya dalamprogram-program pelayanan kesehatan kurang
melibatkanpendidikan kesehatan.Meskipun program itu mungkin telahmelibatkan
pendidikan kesehatan tetapi kurang memberikan bobot.Argumentasi mereka adalah
karena pendidikan kesehatan itu tidaksegera dan jelas memperlihatkan hasil.
Dengan perkataan lainpendidikan kesehatan itu tidak segera membawa manfaat
bagimasyarakat dan yang mudah dilihat atau diukur. Hal ini memangbenar karena
pendidikan adalah merupakan behavioral investmentjangka panjang.Hasil investasi
pendidikan kesehatan baru dapatdilihat beberapa tahunkemudian.Dalam waktu yang
pendek(immediate impact) pendidikan kesehatan hanya menghasilkanperubahan atau
peningkatan pengetahuan masyarakat. Sedangkanpeningkatan pengetahuan saja belum
akan berpengaruh langsungterhadap indikator kesehatan.
Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh terhadap perilakusebagai hasil
jangkamenengah (intermediate impact) daripendidikan kesehatan. Selanjutnya
perilaku kesehatan akanberpengaruh kepada meningkatnya indikator kesehatan
masyarakat
sebagai keluaran (outcome) pendidikan kesehatan. Hal ini berbedadengan programkesehatan yang lain, terutama programpengobatan yang dapat langsung memberikan hasil (immediateimpact) terhadap penurunan kesakitan.
sebagai keluaran (outcome) pendidikan kesehatan. Hal ini berbedadengan programkesehatan yang lain, terutama programpengobatan yang dapat langsung memberikan hasil (immediateimpact) terhadap penurunan kesakitan.
Tujuan Promosi Kesehatan
1) Memelihara
meningkatkan kesehatan masyarakat
2)
Menciptakan suatu keadaan, yakni
perilaku dan lingkunganyang kondusif bagi kesehatan
3)
Menetapkan masalah dan kebutuhan
mereka sendiri sertamenjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai
dimasyarakat
4)
Memahami apa yang dapat setiap orang
lakukan dengansumber yang ada pada mereka ditambah dengan dukungan dariluar
untuk mengatasi masalahnya.
5)
Mendorong pengembangan dan
penggunaan secara tepatsarana pelayanan kesehatan yang ada
6)
Mendorong individu agar mampu secara
mandiri/kelompok mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat
7)
Memutuskan kegiatan yang paling
tepat untuk meningkatkantaraf hidup sehat dan kesejahteraan masyarakat
Tujuan Promosi Kesehatan (Wong, 1974)
1) Agar
Masyarakat memiliki tanggung jawab yanglebih besar pada kesehatan serta
keselamatanlingkungan dan masyarakat.
2)
Agar orang melakukan langkah dalam
mencegahkeadaan ketergantungan melalui rehabilitasi cacatyang disebabkan
penyakit
3)
Agar orang memiliki pengertian yang
lebih baik tentang eksistensi atau perubahan-perubahan sistemdengan
memanfaatkan secara efisiensi dan efektif
4)
Agar orang mempelajari apa yang
dapat dia lakukansendiri dan bagaimana caranya dengan tanpa selalumeminta
pertolongan kepada sistem pelayanankesehatan yang formal.
Tujuan
promosi kesehatan di tempat kerja
1)
Mengembangkan perilaku hidup bersih
dan sehat ditempat kerja
2)
Menurunkan absensi tenaga kerja
3)
Menurunkan angka penyakit akibat
kerja danlingkungan kerja
4)
Menciptakan lingkungan kerja yang
sehat,mendukung, dan aman
5)
Membantu berkembangnya gaya kerja
dan gayahidup sehat
6)
Memberikan dampak yang positif
terhadaplingkungan kerja dan masyarakat.
Tujuan promosi kesehatan di FasilitasPelayanan
Kesehatan
1) Bagi Pasien
Mengembangkan
perilaku sehat yang bermanfaatuntuk mempercepat kesembuhan dan pemulihanpasien,
mencegah terserang penyakit yang sama atau kekambuhan, mencegah terjadinya
penularanke orang lain, menyebarluaskanpengalamannyasehingga orang lain dpaat
belajar danmengembangkan perilaku pemanfaatan fasilitaspelayanan kesehatan
2)
Bagi Keluarga
Adanya upaya
pencegahan penularan penyakit dan mempercepat proses penyembuhan pasien dalam
anggota keluarga, sehingga tidak ada anggota keluarga dan orang lain yang
terserang atau tertular penyakit.
3)
Bagi fasilitas pelayanan kesehatan
Peningkatan
mutu dan citra pelayanan karena pasien tidak hanya membutuhkan pelayanan fisik
tetapi juga membutuhkan pelayanan psikologis dan sosial,sehingga dapat
mengurangi lama hari rawat.
Prinsip-prinsip Promosi Kesehatan
1) Promosi
Kesehatan merupakan prosespemberdayaan masyarakat untuk memelihara,meningkatkan,
dan melindungi kesehatannya,lingkup yang lebih luas dari pendidikan
ataupenyuluhan kesehatan.
2)
Promosi kesehatan adalah upaya
perubahan perilakudi bidang kesehatan disertai upaya mempengaruhilingkungan
atau hal-hal lain yang sangatberpengaruh terhadap perbaikan perilaku
dankualitas kesehatan
3) Promosi
Kesehatan berarti upaya promotif sebagaiupaya perpaduan dari preventif,
kuratif, danrehabilitatif dalam rangkaian upaya kesehatan yangkomprehensif.
4) Promosi
Kesehatan merupakan pemberdayaanmasyarakat juga dibarengi oleh upaya advokasi
dan bina suasana (social support).
5)
Promosi kesehatan berpatokan pada
PHBS yangdikembangkan dalam lima tatanan, yaitu di rumah,sekolah, tempat kerja,
tempat umum, dan di saranakesehatan
6)
Peran kemitraan lebih ditekankan
pada promosikesehatan. Dilandasi oleh kesamaan, keterbukaan,dan saling memberi
manfaat.
7) Promosi
kesehatan juga lebih menekankan padaproses dan upaya tanpa meremehkan arti
hasil ataudampak kesehatan.
MISI PROMOSI
KESEHATAN
1) Advokasi
(Advocation)merupakan perangkat kegiatan yang terencana yangditujukan kepada
para penentu kebijakan dalamrangka mendukung suatu isu kebijakan yang spesifik.
2)
Menjembatani (Mediate)Kegiatan
pelaksanaan program-program kesehatanperlu adanya suatu kerjasama dengan
program lain dilingkungan kesehatan, maupun lintas sektor yangterkait.
3) Kemampuan/Keterampilan
(Enable)Masyarakat diberikan suatu keterampilan agarmereka mampu dan memelihara
serta meningkatkankesehatannya secara mandiri
3. SASARAN PROMOSI KESEHATAN
1) Sasaran
Primer (primary target)
Sasaran umumnya adalah masyarakat yang dapat
dikelompokkan menjadi kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, Ibu hamil
dan menyusui anak untuk masalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)serta anak sekolah
untuk kesehatan remaja dan lain sebagianya
2) Sasaran Sekunder
(secondary target)
Sasaran sekunder dalam promosi kesehatan adalah
tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, serta orang-orang yang
memiliki kaitan serta berpengaruh penting dalam kegiatan promosi kesehatan,
dengan harapan setelah diberikan promosi kesehatan maka masyarakat tersebut
akan dapat kembali memberikan atau kembali menyampaikan promosi kesehatan pada
lingkungan masyarakat sekitarnya.
3) Sasaran
Tersier (tertiary target)
Adapun yang menjadi sasaran tersier dalam promosi
kesehatanadalah pembuat keputusan (decission maker) atau penentu
kebijakan(policy maker). Hal ini dilakukan dengan suatu harapan
agarkebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh
kelompok tersebut akan memiliki efek/dampak serta pengaruh bagi sasaransekunder
maupun sasaran primer dan usaha ini sejalan denganstrategi advokasi (advocacy).
4. RUANG LINGKUP PROMOSI KESEHATAN
1)
pendidikan kesehatan (health
education)
2)
pemasaran sosial (social marketing)
3)
upaya komunikasi dan informasi
4)
upaya peningkatan (promotif)
5)
upaya advokasi di bidang kesehatan
6)
pengorganisasian masyarakat
(communityorganization)
7)
pengembangan masyarakat
(communitydevelopment)
8)
penggerakan masyarakat (social
mobilization)
9)
pemberdayaan masyarakat
(communityempowerment).
Ruang Lingkup
Promosi Kesehatan Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoadmojo
|
Ø Promotif
Ø Preventif
Ø Kuratif
Ø Rehabilitatif
|
Dimensi Aspek Pelayanan Kesehatan
|
F Promosi Kesehatan pada tatanan Keluarga(rumah tangga)
F Pendidikan kesehatan pada tatanan sekolah
F Pendidikan kesehatan di tempat kerja
F Pendidikan kesehatan ditempat-tempat umum
F Pendidikan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan
|
Dimensi Tatanan atau Tempat
Pelaksanaan Promosi Kesehatan
|
Promosi kesehatan pada tatanan sekolah.
1) Pemeriksaaan
kesehatan secara berkala baik pemeriksaaan umum atau khusus.
Mis,
pemeriksaan gigi, paru-paru ataukulit
2)
Pemeriksaan dan pengawasan
kebersihan lingkungan
3)
Usaha-usaha pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular dengan imunisasi
4)
Usaha perbaikan gizi
5)
Usaha kesehatan gigi sekolah
6)
Mengenal kelainan-kelainan yang
mempengaruhi pertumbuhan jasmani, rohani, dan sosial.
7)
Mengirimkan murid yang memerlukan
perawatan khusus atau lanjutan ke puskesmas
8) Pertolongan
pertama pada kecelakaan dan pengobatan ringan
Promosi kesehatan di tempat kerja.
1) Komprehensif Berkembangnya
tempat kerja yang sehat, aman dan nyamansehingga terjadi perubahan perilaku
individu dan kelompok kearah positif dalam menjaga kesehatan lingkungan.
2)
PartisipasiTerlibat secara aktif
mengidentifikasi pemecahan masalahkesehatan untuk meningkatkan kondisi
lingkungan kerjay angsehat.
3)
Keterlibatan berbagia sektor
terkaitPemerintah, industri, sektor kesehatan, da organisasi sebagaisektor
terkait dalam promosi kesehatan.
4)
Berkesinambungan atau
berkelanjutanProgram promosi kesehatan dan pencegahan hendaknya terusmenerus
dilakukan untuk tujuan jangka panjang.
5 tingkat pencegahan menurut Leavel & Clark
1) Health
Promotion1.
a.
Pendidikan kesehatan
b.
Penyuluhan kesehatan
c.
Pengamatan tumbuh kembang anak
d.
Pengadaan rumah sehat
e.
Konsultasi Perkawinan
f.
Pendidikan seks
g.
Pengendalian lingkungan
h.
Program P2M
i.
Stimulasi dan bimbingan dini dalam
kesehatan keluarga dan askeb anak/balita tentang pencegahan terhadap kecelakaan
j.
Program
Kesehatan Linkungan (mencegah lingkungan aman daribibit
penyakit)
k.
Askeb pre natal
l.
Pelayanan keluarga berencana (KB)
m.
Perlindungan gizi
n.
Penyuluhan untuk pencegahan
keracunan
2)
Perlindungan umum dan khusus
(general andspecific protection)
a.
Imunisasi
b.
Personal hygiene
c.
Perlindungan diri dari kecelakaan
d.
Perlindungan diri dari lingkungan
e.
Kesehatan kerja
f.
Perlindungan diri dari karsinogen,
toksin dan alergen
g.
Pengendalian diri dari sumber-sumber
pencemaran,dll
3)
Diagnosis dini dan pengobatan segera
a.
Penemuan kasus secara dini
b.
Pemeriksaan umum lengkap
c.
Pemeriksaan massal
d.
Survey terhadap kontak, sekolah dan
rumah
e.
Penanganan kasus
f.
Pengobatan adekuat
4) Pembatasan
kecacatan
a.
Penyempurnaan dan intensifikasi
terapi lanjutan
b.
Pencegahan komplikasi
c.
Perbaikan fasilitas kesehatan
d.
Penurunan beban sosial penderita
5) Rehabilitasi
5. STRATEGI(KOMUNIKASI) DALAM PROMOSI
KESEHATAN
Untuk
mewujudkan atau mencapai visi dan misi promosi kesehatan secara efektif dan efisien, diperlukan cara dan
pendekatan yang strategis. Cara ini sering disebut strategi, yakni teknik atau
cara bagaimana mencapai atau mewujudkan visi dan misi promosi kesehatan
tersebut secara berhasil guna dan berdaya guna.
Strategi Promosi Kesehatan Menurut WHO(1994)
Strategi Global (global strategy)
|
PemberdayaanMasyarakat (Empowerment)
|
Dukungan Sosial (Social
support)
|
Advokasi (Advocacy)
|
1) Advokasi (Advocacy)
Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar orang lain. Tersebut membantu atau mendukung terhadap apa
yang di inginkan. Dalam konteks promosikesehatan, advokasi adalah pendekatan
kepada para pembuat keputusan atau penentu
kebijakan di berbagai sektor, dan di berbagai
tingkat,mendukung program kesehatan
yang kita inginkan. Dukungan
dari para pejabat pembuat keputusantersebut dapat berupa
kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk undang-undang, peraturan
pemerintah,surat keputusan,surat instruksi, dan sebagainya. Kegiatan advokasi
ini ada bermacam-macam bentuk, baik secara formal maupuninformal. Secara formal
misalnya, penyajian atau presentasi dan
seminarm tentangissu atau usulan
program yangingin dimintakan dukungan
dari para pejabat yangterkait.
Kegiatan advokasi secarainformal misalnya sowan kepada para pejabat yang
relevan dengan program yang diusulkan, untuk secarainformal meminta dukungan,
baik dalam bentuk kebijakan, atau mungkin dalam bentuk dana atau fasilitaslain. Dari uraian dapat di simpulkan
bahwa sasaran advokasi adalah para pejabat baik eksekutif maupunlegislatif,
di berbagai tingkat dan sektor, yangterkait
dengan masalah kesehatan (sasarantertier).
Dalam
advokasi peran komunikasi sangat penting, sehingga komunikasi dalam rangka
advokasi kesehatan memerlukan kiat khusus agar komunikasi efektif. Kiat-kiatnya
antara lain sebagai berikut :
a.
Jelas (clear)
b.
Benar (Correct)
c.
Konkret (concrete)
d.
Lengkap ( complete)
e.
Ringkas (Concise)
f.
Meyakinkan(Convince)
g.
Kontekstual (Contexual)
h.
Berani (Courage)
i.
Hati-hati (Coutious)
j.
Sopan (Courteous)
Prinsip
dasar advokasi bukan hanya lobby politik,tetapi mencakup kegiatan persuasif,
memberikan semangat dan bahkan sampai memberikan pressure atau tekanan kepada
para pimpinan institusi.
Tujuan
advokasi, yaitu :
a.
Komitmen Politik
Komitmen para pembuat keputusan atau
penentu kebijakan sangat penting untuk mendukung atau mengeluarkan
peraturan-peraturan yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat, misalnya untuk
pembahasan kenaikan anggaran kesehatan,contoh konkrit pencanangan indonesia
sehat oleh presiden.Untuk meningkatkan komitmen ini sangat dibutuhkan advokasi
yang baik.
b.
Dukungan Kebijakan (Policy Support)
Adanya komitmen politik dari para
eksekutif, maka perlu ditindaklanjuti dengan advokasi lagi agar dikeluarkan
kebijakan untuk mendukung program yang telah memperoleh komitmen politik
tersebut.
c.
Penerimaan Sosial (social
Acceptance)
Penerimaan sosial artinya
diterimanya suatu program oleh masyarakat.Suatu program kesehatan yang telah
memperoleh komitmen dan dukungan kebijakan, maka langkah selanjutnya adalah
mensosialisasikan program tersebut untuk memperoleh dukungan masyarakat.
d.
Dukungan sistem (System support)
Agar suatu program kesehatan
berjalan baik maka perlunya sistem atau prosedur kerja yang jelas mendukung.
Metode atau cara dan tehnik advokasi untuk mencapai tujuan ada bermacam-macam,
yaitu :
a)
Lobby politik (politik lobying)
b)
Seminar/presentasi
c)
Media
d)
Perkumpulan
Ada 8 unsur dasar advokasi, yaitu :
a)
Penetapan tujuan advokasi
b)
Pemanfaatan data dan riset untuk
advokasi
c)
Identifikasi khalayak sasaran
d)
Pengembangan dan penyampaian pesan
advokasi
e)
Membangun koalisi
f)
Membuat presentasi yang persuasif
g)
Penggalangan dana untuk advokasi
h)
Evaluasi upaya advokasi
Ada 5 pendekatan utama advokasi :
a)
Melibatkan pra pemimpin
b)
Bekerja dengan media massa
c)
Membangun kemitraan
d)
Memobilisasi massa
e)
Membangun kapasitas
Langkah-langkah advokasi :
a)
Tahap persiapan
Persiapan advokasi yang paling
penting adalah menyusun bahan/materi atau instrumen advokasi. Bahan advokasi
adalah data -a informasi –a bukti yang dikemas dalam bentuk tabel, grafik atau
diagram yang menjelaskan besarnya masalah kesehatan, akibat atau dampak
masalah, dampak ekonomi, dan program yang diusulkan/proposal program
b)
Tahap pelaksanaan
Pelaksanaan advokasi tergantung dari
metode atau cara advokasi
c)
Tahap penilaian
2) Dukungan Sosial (Social support)
Strategi
dukunngan sosial ini adalah suatu
kegiatan untuk mencari dukungan sosial melalui tokoh-tokoh masyarakat (toma),
baik tokoh masyarakat formal maupuninformal.Tujuan utama kegiatanini adalah agar para tokoh
masyarakat, sebagai jembatan antara sektor kesehatan sebagai pelaksana program
kesehatan dengan masyarakat (penerima program)kesehatan. Dengan kegiatan
mencari dukungan sosial melalui toma pada dasarnya adalah mensosialisasikan
program-program kesehatan, agar masyarakat mau menerima dan mau berpartisipasi
terhadap program-program tersebut.Oleh sebab itu, strategi ini juga dapat dikatakan
sebagai upaya bina suasana, atau membina suasana yang kondusif terhadap
kesehatan.Bentuk kegiatan dukungan sosial ini antara lain: pelatihan pelatihan
paratoma, seminar,lokakarya, bimbingan kepadatoma, dan sebagainya. Dengan
demikian maka sasaran utama dukungan sosial atau bina suasana adalah paratokoh
masyarakat di berbagai tingkat.
(sasaran sekunder)
3) PemberdayaanMasyarakat (Empowerment)
Pemberdayaan
adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan pada Masyarakat langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan kemampuan masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (visi promosi
kesehatan).Bentuk kegiatanpemberdayaanini dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan, antaralain: penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan
pengembangan masyarakat dalam bentuk misalnya: koperasi, pelatihan-pelatihan
untuk kemampuan peningkatan pendapatan keluarga (income generating skill).
Dengan meningkatnya kemampuan ekonomi keluarga akan berdampak terhadap
kemampuan dalam pemeliharaan kesehatan mereka, misalnya: terbentuknya dana sehat,terbentuknya pos obat desa, berdirinya polindes, dan
sebagainya. Kegiatan- kegiatan semacamini di masyrakat sering disebut gerakan masyarakat untukkesehatan. Dari
uaraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sasaran pemberdayaan masyarakat
adalah masyarakat.
Strategi
Promosi Kesehatan Berdasarkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter
|
KebijakanBerwawasan Kebijakan (Health Public Policy)
|
Lingkungan yang mendukung (Supportive Environment)
|
Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Service)
|
Keterampilan Individu (Personnel Skill)
|
Gerakan
masyarakat (Community Action)
|
1) KebijakanBerwawasan Kebijakan
(Health Public Policy)
Adalah suatu
strategi promosi kesehatan yang di tujukan
kepada para penentuatau pembuat
kebijakan, agar mereka mengeluarkan kebijakan-kebijakan publik yang mendukung
atau menguntungkan kesehatan. Dengan perkataanlain, agar kebijakan- kebijakan
dalambentuk peraturan, perundangan, surat-surat
keputusan dan sebagainya, selalu
berwawasanatau berorientasi kepada kesahatan publik.Misalnya, ada peraturan
atau undang-undang yang mengatur adanya analisis dampak lingkungan untuk mendirikan pabrik,
perusahaan, rumah sakit, dan
sebagainya. Dengan katalain, setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh
pejabatpublik, harus memperhatikan dampaknyaterhadaplingkungan (kesehatan masyarakat).
2)
Lingkungan yang mendukung (Supportive
Environment)
Strategi ini
ditujukan kepada para pengelola
tempat umum,termasuk pemerintah kota, agar mereka menyediakan sarana-prasarana
atau fasilitas yang mendukung
terciptanyaperilaku sehat bagi masyarakat,
atau sekurang-kurangnya pengunjung tempat-tempat
umum tersebut. Lingkungan yang mendukung kesehatan bagi
tempat-tempat umum lainnya: tersedianya tempat
samapah,tersedianya tempat buang air
besar/kecil, tersedianya air bersih,
tersedianya ruangan bagi perokok
dan non-perokok, dan sebagainya. Dengan perkataan lain, para pengelola
tempat- tempat umum, pasar, terminal,
stasiun kereta api, bandara,
pelabuhan dan sebagainya, harus menyediakan
sarana danprasarana untuk mendukung perilaku sehat bagi pengunjungnya.
3)
Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Service)
Sudah
menjadi pemahaman masyarakat pada umumnya bahwa dalam pelayanan kesehatanitu ada 3 provider dan 3 consumer.Penyelenggara
(penyedia) pelayanan kesehatan adalah pemerintah dan swasta, dan masyarakat
adalah sebagai pemakai atau pengguna pelayanan kesehatan. Pemahaman semacamini
harus diubah, harus diorientasikan lagi, bahwa masyarakat bukan sekedar pengguna atau penerima pelayanan
kesehatan,tetapi sekaligus juga sebagai penyelenggara, dalam batas-batas tertentu.
Realisasida rireontitas pelayanan kesehatan ini, adalah para penyelenggara pelayanan
kesehatan baik pemerintrah maupun swasta harus melibatkan, bahkan memberdayakan
masyarakat agar mereka juga dapat berperan bukan hanya sebagai penerima
pelayanan kesehatan,tetapi juga sekaligus sebagai penyelenggara pelayanan
kesehatan. Dalam meorientasikan pelayanan kesehatan ini peran promosikesehatan
sangat penting.
4)
Keterampilan Individu (Personnel Skill)
Kesehatan
masyarakat adalah kesehatan agregat yangterdiri dari
individu,keluarga, dan kelompok-kelompok. Oleh sebab itu, kesehatan masyarakat akan terwujud
apabila kesehatan indivu-individu,
keluarga-keluarga dan kelompok- kelompoktersebutterwujud. Oleh sebab itu, strategi
untuk mewujudkan keterampilan individu-individu
(personnels kill) dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan adalah sangat penting.
Langkah awal dari peningkatan keterampilan dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan merekaini adalah memberikan pemahaman - pemahaman kepada anggota
masyarakat tentang cara-cara memelihara kesehatan, mencegah penyakit, mengenal penyakit, mencari pengobatan
kefasilitas kesehatan profesional,
meningkatkan kesehatan, dan sebagainya.Metode dan teknik pemberian pemahaman
ini lebih bersifat individu daripada massa.
5)
Gerakan masyarakat (Community Action)
Untuk
mendukung perwujudan masyarakat yang mau dan mampu memelihara dan meningkatkan
kesehatannya seperti tersebut dalam visi promosi kesehatan ini, maka di dalam
masyarakat itu sendiri harus ad
gerakan atau kegiatan-kegiatan untuk kesehatan.Oleh karena itu, promosi kesehatan harus mendorong dan
memacu kegiatan-kegiatan di masyarakat dalam mewujudkan kesehatan mereka.Tanpa
adanya kegiatan masyarakat di bidang kesehatan, niscayaterwujud perilaku yang
kondusif untuk kesehatan atau masyarakat yang mau dan mampu memelihara serta
meningkatkan kesehatan mereka.
6. EVALUASI PROMOSI KESEHATAN
Pada prinsipnya, evaluasi promosi
kesehatan sama dengan evaluasi kesehatanlainnya. Karakteristiknya ialah dalam
indikator yang di samping memakaiindicator epidemiologik sebagai indikator
dampak seperti upaya kesehatanlainnya, dalam mengukur efek, lebih menggunakan
indikator perilaku.Indikator perilaku tidak ada yang bersifat baku, semua
bergantunng padaapa, kapan, di mana, dan dalam konteks apa digunakan. Oleh
karena itu, indikatorperilaku sering digambarkan sebagai suatu sebuah buku, di
mana lembarannyamerupakan sebagai tingkatan atau derajat perilakunya.
Indikator
Kesehatan
Indikator kesehatan
Indikator kesehatan(secara sistem) mencakup input,
proses, keluaran, efek dan dampak,
pada tahap perencanaan implementasi maupun evaluasi suatu upayakesehatan.
Indikator kesehatan dapat menjadi:
a. Penunjuk
masalah kesehatan, misalnya:
-
Status kesakitan dan kematian
-
Status gizi
-
Status kesehatan lingkungan
-
Status perilaku dan budaya kesehatan
b. Penunjuk keadaan sumber daya kesehatan
-
Tenaga
kesehatan
-
Fasilitas kesehatan
-
Pendanaan
kesehatan
c.
Penunjuk kesehatan lingkungan
-
Ketersediaan air sehat
-
Ketersediaan rumah yang layak,dan
sebagainya
d.
Keadaan kebijakan kesehatan
-
Undang-undang dan peraturan
-
Politik kesehatan dan sebagainya
PERTIMBANGAN DALAM EVALUASI KESEHATAN
Setelah apa yang akan dievaluasi
telah ditetapkan, indikator telah dikembangkan,dan desain serta rencana
pelaksanaan sudah rapi, masih perlu diingat beberapa halberikut, agar evaluator
tidak begitu saja membuat kesimpulan akan temuannyaberdasar pengamatan dan
pengukuran. Sebab yang diamati dan diukur adalahmanusia dan masyarakat yang
sangat dinamis dan melakukan berbagai perubahanatau penyesuaian. Di antara
faktor penting yang perlu diperhatikan ialah waktu.Seorang ahli (Green, 1986)
mengamati sebagai berikut:
a.
Evaluasi yang relatif terlalu cepat,
sehingga ketika evaluasidilakukan upaya atau kegiatan belum menghasilkan
apa-apa.Namun setelah ditinggalkan baru tampak pengaruhnya.
b.
Sebaliknya dapat juga terjadi ketika
evaluasi dilakukan tanpa hasilyang baik, namun setelah ditinggalkan keadaan
kembali sepertisemula.
c.
Ini sering terjadi pada kampanye
dengan insentif materi, yangkemudian perubahan menghilang ketika insentif tidak
lagidiberikan
d.
Atau kadang-kadang dalam waktu
singkat member hasil negatif,misalnya penolakan, tetapi kemudian orang akan
mengikutinya juga dengan sukarela. Contohnya penggunaan sabuk pengamankendaraan
e.
Ada juga perubahan cepat terjadi,
tetapi sebenarnya perubahan ituakan terjadi juga, hanya intervensi yang
dilakukan merupakanpenguat atau cambuknya
f.
Yang paling
buruk ialah yang menyebabkan keadaan bertambahburuk. Ini
bila suatu kegiatan dihentikan mendadak atau tidak berkelanjutan (hit and run).
7. PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN ETIS
PROMOSI KESEHATAN
a)
Pertimbangan-pertimbangan
etis yang perlu kita lakukan dan pikirkan yakni :
Promotor kesehatan tidak akan secara sengaja menunda pelayanan atau informasi, dilihat dari status pengetahuan sekarang yang dapat memberikan manfaat kepada klien, mereka berusaha mengikuti perkembangan promosi kesehatan
Promotor kesehatan tidak akan secara sengaja menunda pelayanan atau informasi, dilihat dari status pengetahuan sekarang yang dapat memberikan manfaat kepada klien, mereka berusaha mengikuti perkembangan promosi kesehatan
b)
Promotor kesehatan akan
menghargai kerahasiaan informasi yang dapat mereka akses kecuali atas
permintaan hukum dan demi kepentingan klien
c)
Promotor kesehatan
harus tidak melakukan kegiatan promosi kesehatan yang tidak kompeten bisa
kerjakan.
8. PENDEKATAN PROMOSI
KESEHATAN
1)
Pendekatan Medik
Tujuan
dari pendekatan ini adalah kebebasan dari penyakit dan kecacatan yang
didefinisikan secara medic, seperti penyakit infeksi, kanker, dan penyakit
jantung. Pendekatan ini melibatkan kedokteran untuk mencegah atau meringankan
kesakitan, mungkin dengan metode persuasive maupun paternalistic. Sebagai
contoh, memberitahu orang tua agar membawa anak mereka untuk imunisasi, wanita
untuk memanfaatkan klinik keluarga berencana dan pria umur pertengahan untuk
dilakukan screening takanan darah. Pendekatan ini memberikan arti penting dari
tindakan pencegahan medic dan tanggung jawab profesi kedokteran untuk membuat
kepastian bahwa pasien patuh pada prosedur yang dianjurkan
2)
Pendekatan Perubahan
Perilaku
Tujuan
dari pendekatan ini adalah mengubah sikap dan perilaku individu masyarakat,
sehingga mereka mengambil gaya hidup “ sehat “. Contohnya antara lain
mengajarkan orang bagaimana menghentikan merokok, pendidikan tentang minum
alcohol “ wajar “, mendorong orang untuk melakukan latihan olahraga, memelihara
gigi, makan makanan yang baik dan seterusnya. Orang-orang yang menerapkan
pendekatan ini akan merasa yakin bahwa gaya hidup “sehat “merupakan hal paling
baik bagi kliennya dan akan melihatnya sebagai tanggung jawab mereka untuk mendorong
sebanyak mungkin orang untuk mengadopsi gaya hidup sehat yang menguntungkan.
3)
Pendekatan Edukasional
Tujuan
dari pendekatan ini adalah memberikan informasi dan memastikan pengetahuan dan
pemahaman tentang perihal kesehatan dan membuat keputusan yang ditetapkan atas
dasar informasi yang ada. Informasi tentang kesehatan disajikan dan orang
dibantu untuk menggali nilai dan sikap, dan membuat keputusan mereka sendiri.
Bantuan dalam melaksanakan keputusan-keputusan itu dan mengadopsi praktek
kesehatan baru dapat pula ditawarkan, program pendidikan kesehatan sekolah,
misalnya menekankan membantu murid mempelajari ketrampilan hidup sehat, tidak
hanya memperoleh pengetahuannya. orang-orang yang mendukung pendekatan ini akan
memberi arti tinggi bagi proses pendidikan, akan menghargai hal individu untuk
memilih perilaku mereka sendiri, dan akan melihatnya sebagai tanggung jawab
mereka mengangkat bersama persoalan-persoalan kesehatan yang mereka anggap
menjadi hal yang paling baik bagi klien mereka.
4)
Pendekatan Berpusat
Pada Klien
Tujuan
dari pendekatan ini adalah bekerja dengan klien agar dapat membantu mereka
mengidentifikasi apa yang ingin mereka ketahui dan lakukan, dan membuat
keputusan dan pilihan mereka sendiri sesuai dengan kepentingan dan nilai
mereka. Peran promotor kesehatan adalah bertindak sebagai fasilitator, membantu
orang mengidentifikasi kepedulian-kepedulian mereka dan memperoleh pengetahuan
serta ketrampilan yang mereka butuhkan agar memungkinkan terjadi perubahan.
Pemberdayaan diri sendiri klien dilihat sebagai central dari tujuan ini. Klien
dihargai sama yang mempunyai pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan
berkontribusi dan siapa yang mempunyai hak absolute untuk mengontrol tujuan
kesehatan mereka sendiri.
5)
Pendekatan Perubahan
Sosial
Tujuan
dari pendekatan ini adalah melakukan perubahan-perubahan pada lingkungan fisik,
social dan ekonomi, supaya dapat membuatnya lebih mendukung untuk keadaan yang
sehat. Contohnya adalah mengubah masyarakat, bukan pada pengubahan perilaku
individu-individunya. Orang-orang yang menerapkan pendekatan ini memberikan
nilai penting bagi hak demokrasi mereka mengubah masyarakat, mempunyai komitmen
pada penempatan kesehatan dalam agenda politik di berbagai tingkat dan pada
pentingnya pembentukan lingkungan yang sehat daripada pembentukan kehidupan
individu-individu orang yang tinggal di tempat itu.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Pengertian Promosi Kesehatan adalah
upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh,
untuk dan bersama masyarakat agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta
mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat sesuai sosial budaya
setempat yang didukung oleh kebijakan public yang berwawasan kesehatanUntuk mewujudkan atau mencapai visi dan misi promosi kesehatan secara efektif dan efisien, maka diperlukan cara dan
pendekatan yang strategis yaitu
strategi promosi kesehatan.
Berdasarkan rumusan WHO (1994) strategi promosi
kesehatan secara global ini terdiri dari 3 hal, yaitu Advokasi (Advocacy),
Dukungan Sosial (Social support), dan Pemberdayaan Masyarakat( E mpowerment).
Di dalam piagam Ottawa dirumuskan pula strategi
baru promosi kesehatan, yang mencakup 5 butir,
yaitu KebijakanBerwawasan Kebijakan
(Health Public Policy), Lingkungan
yang mendukung (Supportive
Environment),Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Service), Keterampilan Individu
(Personnel Skill), dan Gerakan masyarakat (Community Action).
Dalam pemilihan srategi promosi
kesehatan ada sendiri agar masyarakat lebih mudah untuk mengingat dan
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Pemilihan srategi promosi
kesehatan yaitu diantaranya Ceramah ,Media Massa, Instruksi individual,Simulasi,Modifikasi Perilakudan PengembanganMasyarakat.
Dan dalam pemilihan srategi
promosi kesehatanpun ada aturan-aturan tersendiri, intinya adalah agar srategi
promosi kesehatan program-programnya semakin berkembang dan tidak salah
sasaran.
2. SARAN
Diharapkan
dengan adanya makalah ini pembaca khususnya kita sebagaianalis
kesehatan dapat
memahami tentang strategi promosi kesehatan dalam rangka memajukan kesehatan masyarakat serta meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat dan dengan promosi kesehatan
yaitu melalui penyuluhan kesehatan atau
pendidikan kesehatan
kita sebagaianalis
kesehatan dapatmencegah berbagai
penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
7.
Novita Nesi,2011.Promosi Kesehatan dalam Pelayanan Kesehatan.
Jakarta Selatan: Salemba Medika
8.
Notoadmodjo S,2005.Promosi Kesehatan teori dan aplikasinya.Jakarta
: PT Rineka Cipta
9.
Notoadmodjo S,2002.Promosi Kesehatan teori dan aplikasinya.Jakarta
: PT Rineka Cipta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar